Efek Negatif main Game bagi Anak
Ada
pro dan kontra tentang kebiasaan bermain game pada anak usia sekolah.
Sebagian mengatakan jika game baik untuk anak, terutama peningkatan
skill dan kecakapan. Sebagian lagi mengatakan jika bermain game itu
buruk bagi anak, seperti membuat anak malas mengerjakan banyak tugas
sekolah dan kwajiban lainnya. Semuanya mungkin saja bisa benar, karena
ada hal tentu ada efek negatif dan positifnya. Namun yang terbaik adalah
mengambil jalan tengahnya, yang sekaligus akan mengajarkan anak untuk
terbiasa membagi waktu. Kapan saatnya bermain, belajar, mengerjakan
tugas dll. Lebih berat salah satu tentu juga kurang bagus bagi anak,
artinya semua harus berjalan seimbang.
Dalam hal bermain game,
orang tua harus tegas menegakkan waktu, serta memilihkan permainan
terbaik yang dapat mendidik. Khusus kali ini, mari kita bahasyang
dikatakan tentang efek negatif bermain game bagi anak.
Berikut beberapa dampak buruk bermain game bagi anak-anak
Game kekerasan dan pembentukan Perilaku keras pada anak
Sebagian
besar efek buruk game yang disalahkan pada pada anak adalah melahirkan
perilaku kekerasan. Anak-anak yang bermain video game lebih lama
dikatakan cenderung suka kekerasan.
Menurut sebuah studi ilmiah (
Anderson & Bushman , 2001) anak lebih mungkin untuk mengalami
peningkatan agresif pada pikiran, perasaan, perilaku, serta penurunan
prososial. Efek kekerasan pada anak-anak ini diperparah dengan sifat
permainan yang interaktif. Dalam banyak permainan, anak-anak dituntun
untuk menjadi lebih ganas.
Tindakan
kekerasan yang dilakukan berulang-ulang, mengendalikan kekerasan, dan
mengalami kekerasan di matanya sendiri ( pembunuhan, menendang, menikam
dan menembak) . Partisipasi aktif, pengulangan serta reward permainan
adalah alat yang efektif untuk mengajarkan perilaku . Memang tampaknya
banyak penelitian yang menunjukkan bahwa video game kekerasan mungkin
berhubungan dengan perilaku agresif (seperti Anderson & Dill , 2000;
Gentile , Lynch & Walsh , 2004 ) . Namun bukti ini tidak
konsisten, dan masalah ini masih jauh dari dikatakan selesai .
Banyak
ahli termasuk Henry Jenkins dari Massachusetts Institute of Technology
telah mencatat bahwa ada penurunan tingkat kejahatan remaja bertepatan
dengan popularitas permainan seperti Death Race , Mortal Kombat , Doom
dan Grand Theft auto . Dia menyimpulkan bahwa pemain game remaja bisa
meninggalkan efek emosional dari permainan ketika game telah erakhir.
Memang ada kasus remaja yang melakukan kejahatan kekerasan, yang ia juga
menghabiskan banyak waktunya untuk bermain video game, seperti yang
terlibat dalam kasus Columbine dan Newport . Tampaknya akan selalu ada
kekerasan, dan itu terjadi lebih banyak hanya dari mereka yang juga
menikmati bermain video game kekerasan .
Masalah sosial dan mengabaikan tugas, terutama belajar
Terlalu
banyak bermain video game dapat membuat anak terisolasi secara sosial .
Selain itu, anak juga bisa lebih mengutamakan banyak waktunya untuk
bermain game, daripada kegiatan lain seperti mengerjakan PR, membaca,
olahraga, dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman .
Mengajarkan nilai yang salah pada anak
Beberapa
video game juga mengajarkan anak-anak nilai-nilai yang salah. Perilaku
kekerasan, balas dendam dan agresi. Negosiasi dan solusi lain tanpa
kekerasan seringkali bukan menjadi pilihan. Perempuan sering digambarkan
sebagai karakter yang lebih lemah yang tidak berdaya atau provokatif
secara seksual .
Permainan bisa membingungkan anak antara realitas dan fantasi .
Prestasi
akademik yang buruk mungkin berhubungan dengan semua waktu yang hanya
dihabiskan untuk bermain video game. Penelitian telah menunjukkan bahwa
lebih banyak waktu yang dihabiskan anak untuk bermain video game, yang
sedikit adalah performancenya di sekolah . ( Anderson & Dill , 2000;
Gentile , Lynch & Walsh , 2004) . Sebuah studi oleh Argosy
University Minnesota School on Psikologi profesional menemukan bahwa
pecandu video game seringkali suka mendebat para gurunya, sering
bertengkar dengan teman-temannya, dan skor nilai yang lebih rendah
daripada anak lain yang sedikit bermain video game. Studi lain
menunjukkan bahwa banyak anak sekolah yang suka main game secara rutin
melewatkan pekerjaan rumah hanya untuk bermain game, dan banyak siswa
yang mengaku bahwa kebiasaan bermain video game sering bertanggung jawab
terhadap nilai sekolah yang buruk.
Masalah konsentrasi
Meskipun
beberapa studi menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan
konsentrasi anak, penelitian lain yang diterbitkan dalam Psychology of
Popular Media Culture 2012, telah menemukan bahwa game dapat menyakiti
masalah konsentrasi – meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi
dalam jangka pendek tapi merusak konsentrasi jangka panjang .
Masalah kesehatan fisik
Pada
beberapa anak, Video game juga mungkin memiliki efek buruk pada
kesehatan, termasuk obesitas, postural, gangguan otot dan rangka,
seperti tendonitis, tekanan saraf, sindrom carpal tunnel .
Meniru perilaku buruk
Saat
bermain game online, anak bisa mengambil bahasa yang buruk dan perilaku
dari orang lain, dan bisa membuat anak rentan terhadap bahaya online .
Kecanduan game, kaitannya dengan kecemasan dan depresi
Sebuah studi oleh National Institute yang berbasis di Minneapolis untuk Media dan Keluarga menunjukkan bahwa, video game bisa
menjadi adiktif bagi anak-anak, dan bahwa
kecanduan video game pada anak
dapat meningkatkan depresi dan kecemasan . Anak-anak yang kecanduan
game juga menunjukkan fobia sosial. Tidak mengherankan jika anak-anak
yang kecanduan video game terlihat kinerja sekolah mereka buruk.
Masalah perhatian
Anak-anak
yang banyak menghabiskan waktu terlalu banyak bermain video game
mungkin menunjukkan perilaku impulsif dan memiliki masalah perhatian.
Ini menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam edisi Februari 2012
Journal of Psychology and Popular Media Culture. Untuk penelitian ini,
masalah perhatian didefinisikan sebagai kesulitan melakukan atau
mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar